Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Sabtu, 07 September 2013

Perkembangan Terakhir dari Seni: Stuckism Versus Posmodern Dan Anti-Art- Kembali Ke Modernisme (Re-Modernisme)

Iraq Contemporary Visual Arts Exhibition, sumber: http://www.chinadaily.com.cn/video/images/attachement/jpg/site1/20101014/0026b987fc5f0e20f3db2b.jpg

Oleh Nasbahry Couto
Anti seni dan Remodernisme menerapkan ulang modernisme, memperbaiki visi dasarnya, disisi lain meninggalkan azas formalisme-nya. Remodernisme juga meliputi perbaikan akan nilai-nilai dalam sebuah karya seni, bahwa nilai – nilai kebentukan menjadi sangat penting menyangkut peranannya sebagai medium dan  kegunaannya sebagai bahasa komunikasi, ekspresi dari emosi dan pengalaman. Remodernisme juga meliputi perbaikan nilai-nilai spritual seni yang meliputi kajian kemanusiaan dan itegritas antara nilai-nilai holistik dengan seni


3Perkembangan Terakhir dari Seni: Stuckism Versus Posmodern Dan Anti-Art- Kembali Ke Modernisme (Re-Modernisme)

Hal 3
Remodernisme
Paham ini dibuat sebagai suatu bentuk protes terhadap kegagalan seni  konseptual   dan  posmodern  dalam membangun jembatan kepada publik. Pada perkembangannya Seni postmo jauh lebih bersifat ekslusif, elit dan jauh dari tataran sosial diluarnya. Seni postmo tidak menjanjikan apapun pada pemahaman berkesenian, karena hanya sekedar sebuah interupsi dari seni modern sehingga kondisinya sekarang dianggap sudah mapan dan tidak berkembang, yang  dilakukan oleh para penganut seni postmo tidak lebih dari sebuah repetisi yang membosankan dan memperlebar jarak dengan tataran sosio kultural masyarakat. Seni postmo hanya tinggal sebuah konvensi karena kegagalannya memberikan nilai-nilai dalam kehidupan manusia.
Remodernisme menerapkan ulang modernisme, memperbaiki visi dasarnya, disisi lain meninggalkan azas formalisme-nya. Remodernisme juga meliputi perbaikan akan nilai-nilai dalam sebuah karya seni, bahwa nilai – nilai kebentukan menjadi sangat penting menyangkut peranannya sebagai medium dan  kegunaannya sebagai bahasa komunikasi, ekspresi dari emosi dan pengalaman. Remodernisme juga meliputi perbaikan nilai-nilai spritual seni yang meliputi kajian kemanusiaan dan itegritas antara nilai-nilai holistik dengan seni.

Peran  Stuckists dalam  Seni Kontemporer
Dalam bukunya, ” The stuckists : The First remodernist  art group” dinyatakan bahwa stuckists menerapkan prinsip modernisme, dan menggunakannya untuk berkesenian dengan mempertimbangkan nilai spiritual dan hubungannya dalam realitas sehari-hari. Semua anggota yang bergabung dalam stuckisme mempunyai komitmen secara alami dengan hal ini.
Pada prinsipnya, peran stuckists dalam seni kontemporer adalah usaha untuk menghidupkan kembali semangat itegritas personal sebagai dasar berkesenian. Menolak kompromi dengan trend dan pemakaian machiavellian middlemen (perantara/pialang) seni.
Stuckists menolak karya seni yang dihadirkan tanpa sebuah proses yang melibatkan seniman seperti halnya seni  konseptual   dan seni   posmodern.Stuckisme membawa sebuah nuansa baru dalam berkesenian untuk mengganti wacana seni  konseptual   dan seni  posmodern  yang dianggap telah mencapai titik mapan (establish).
Pemikiran  stuckists   lebih banyak diikuti oleh seniman muda dan siswa seni, jauh berbeda dengan seni postmo yang bekerja pada wilayah seni yang ekslusif dan umumnya didominasi oleh seniman mapan. Hal ini   adalah  sebuah tanda  bahwa stuckisme dibuat untuk masa depan seni kontemporer.

Kegiatan
Setelah berdiri tahun 1999, perupa Ella Guru dari kelompok pendiri  stuckists  membuat website  stuckists.Kelompok ini dimuat pertama kalinya di media dalam artikel ” Evening Standart”. Proses berdirinya  stuckists  ini ditandai dengan pameran pertama mereka berjudul “Stuck! Stuck Stuck!” di Joe Crompton’s Gallery 108 di Shoredicth. Pada tahun yang sama mereka berpameran “Resignation of Nicholas Serrota”. Tahun 2000 mereka menyedot perhatian publik dengan melakukan demonstrasi di depan Tate Gallery untuk memprotes Turner Prize serta diiringi dengan pameran “The Real Turner Prize” pada waktu yang bersamaan dengan Turner Prize versi Tate Gallery. Kegiatan ini terus dilakukan selama tahun 2000- 2006 dan  di dalam  demo ini mereka datang dengan berpakaian badut.

Pada Tahun 2002 sampai 2005 Charles Thompson mengelola pusat stuckists Internasional dan galerinya di Shoreditch London. Pada tahun 2003 galeri ini berpameran dengan judul ” A dead shark isn’t art“, dalam pameran ini dipamerkan ikan hiu yang dulunya pernah dipamerkan pertama kali oleh Eddy Saunders di tokonya di Shoreditch, JD Electrical Supplier tahun 1989 (2 tahun sebelum Damien Hirst dari Young British Artists memamerkan ikan hiunya). Dalam pameran ini dijelaskan bahwa Damien Hirst pernah datang dan melihat hiu tersebut dan menjiplaknya dengan demikian Saunderslah seniman penemunya.

Tahun 2002 mereka berdemo dengan membawa peti mayat bertulis ” The Dead of Conceptual Art” ke White Cube Gallery. Tahun 2003 mereka melaporkan Charles Saatchi ke komisi etik perdagangan, mengadukan monopoli Saatchi terhadap seni. Di tahun ini pula kelompok fotografi stuckisme didirikan oleh Lary Dunstan dan Andy Bullock. Diluar Britania Raya, diselenggarakan demo ” The Clown Trial of President Bush” dalam rangka protes terhadap perang Irak.

Tahun 2006 mereka membuat pameran “Go West” di galeri komersil West End Spectrum London. Pameran ini sebagai tanda masuknya stuckisme sebagai pemain utama dalam dunia seni. Pada tahun yang sama,  pameran pertama mereka di galeri nasional dengan judul “The Stuckist Punk Victorian” digelar. Pemeran ini diselenggarakan di Walker  Art Gallery dan Lady Lever  Art Gallery yang tergabung dalam rangkaian Liverpool Biennial. Pameran ini menampilkan 250 lukisan dari 37 seniman dari Inggris dan seniman internasional dari jerman, Amerika Serikat, dan Australia. Pameran ini juga dibarengi dengan peluncuran buku ” The Stuckists Punk Victorian“. Pada saat yang sama digelar pula simposium internasional di Universitas John Moores Liverpool. Aktivitas ini juga diikuti oleh pameran pendampingnya di 68 Hope Gallery milik Universitas John Moores.

Pengembangan Internasional
Stuckists berkembang menjadi gerakan internasional dan ditahun 2006 telah bergabung 138 kelompok dari 34 negara. Selanjutnya di tahun 2007 telah tergabung sebanyak 163 kelompok dari 40 negara.

Para  stuckist   di seluruh dunia bergabung atas dasar kesamaan visi, dan kesadaran yang sama akan nilai-nilai  modernisme dan bahaya seni  konseptual. Sampai tahun 2007 telah berdiri 4 Pusat Stuckists Internasional (International Stuckists Centre) sebagai tempat bagi para  stuckist   untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran. Gerakan ini bekerja secara swadaya, tanpa sponsor, galeri,  dan lain-lain , sehingga kemurnian pemikiran mereka tetap terjaga. Stuckisme  adalah  gerakan yang bebas dan anggota yang bergabung masuk secara sukarela.

Setelah simposium pertamanya, stuckists international terus bertambah jumlahnya hingga sekarang. Hal ini beriringan pula dengan munculnya kembali pertanyaan akan arti seni dan seniman serta perenungan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, personalitas, dan keterampilan  di dalam  seni.

Pameran-pameran stuckists Internasional meliputi, Perancis, United Kingdom (Inggris/Britania Raya), Amerika Serikat, Australia,Yunani, Jerman dan Belgia. Pameran mulai di gelar sejak tahun 2000 hingga sekarang.
Indonesia

Pada dasarnya stuckisme belum disadari secara nyata keberadaannya disini, tetapi gejala-gejala kegelisahan yang terjadi di kalangan pelaku seninya hampir sama, tetapi dalam bentuk dan nama yang berbeda. Seni rupa kontemporer Indonesia belum begitu diracuni oleh wacana seni  konseptual   dan postmo, tetapi lebih banyak dirusak oleh trend pasar dan  praktik  kuratorial yang tidak sehat.[1] Disisi  lain, pemikiran akan pentingnya sebuah identitas personal dan pentingnya proses berkesenian tetap terjaga dikalangan seniman dan para siswa seni. Kondisi ini berbeda dengan seni kontemporer di Inggris yang sangat didominasi oleh seni  posmodern .
Seni rupa kontemporer Indonesia mempunyai masalah yang lebih kompleks dan spesifik dibanding Inggris atau Eropa. Jika seni Inggris dikuasai oleh wacana estetika dan pasar seni oleh seni  konseptual   Young British Artist, sedangkan seni Indonesia dirusak oleh institusi eksebitifnya (praktik  kuratorial, galeri, machiavellian-Middlemen/pialang,  dan lain-lain). Selain itu infrastruktur seni yang ada di Indonesia belum selengkap yang ada di Eropa.




[1] Lihat tulisan Jim Supangkat tentang pengaruh pasar terhadap seni di Indonesia,dan kurangnya infrastruktur seni pada bagian akhir bab ini.

[1] David Graver. The aesthetics of disturbance: anti-art in avant-garde drama. University of Michigan Press, 1995, p. 7.
[2] "Glossary: Anti-art", Tate. Retrieved 23 January 2010.
[3] Paul N. Humble. “Anti-Art and the Concept of Art”. In:  "A companion to art theory". Editors:  Paul Smith and Carolyn Wilde, Wiley-Blackwell, 2002, p. 250.
[4] Martin Puchner. “Poetry of the revolution: Marx, manifestos, and the avant-gardes”. Princeton University Press, 2006, p. 226.
[5] Kathryn Atwood. "The Triumph of Anti-Art: Conceptual and Performance Art in the Formation of Post-Modernism". Afterimage, Sep 1, 2006.
[6] Peter Bürger “Theory of the Avant-Garde”. Trans. Michael Shaw. Minneapolis: Minnesota. 1984, p. 51
[7] Sadie Plant. “The most radical gesture: the Situationist International in a  posmodern age”. Taylor & Francis, 1992, p. 40.
[8] Interview of Roger Taylor by Stewart Home. "Art Is Like Cancer". Mute Magazine. 2004.
[9] Paul N. Humble. “Anti-Art and the Concept of Art”. In:  "A companion to art theory". Editors:  Paul Smith and Carolyn Wilde, Wiley-Blackwell, 2002. Page 244
[10] " Ernst Van Alphen, seorang sarjana Clark dari Belanda, menyarankan bahwa Modernisme itu sendiri bisa dikategorikan sebagai anti-seni, bahwa sejak awal gerakan Dada dan Futurisme, seni  sering dipandang sebagai transformasi dan produktif, merusak dan memisahkan diri dari lembaga." Source: http://www.berkshirefinearts.com/?page=article&article_id=128&catID=3
[11]   Ini adalah salah satu definisi anti-art:. "Sebuah istilah longgar digunakan yang telah diterapkan pada karya atau sikap yang menghilangkan prasangka terhadap konsep seni tradisional Istilah ini disebut diciptakan oleh Marcel Duchamp di sekitar tahun 1914, dan dia memberi contoh dengan benda siap pakainya sebagai contoh awal dari anti art. Dada adalah gerakan anti-seni pertama, dan kemudian diikuti oleh -kalangan avant-garde lainnya."Source: http://www.encyclopedia.com/doc/1O5-antiart.html
[12] .T.W. Adorno. "Aesthetic Theory". 1970, p. 43.
[13] Ferguson, Euan. "In bed with Tracey, Sarah ... and Ron", The Observer, 20 April 2003. Retrieved on 2 May 2009.
[14] Lihat http://www.showmeperth.com.au/event/dr-sketchy%E2%80%99s-anti-art-school-april
[15] Lihat http://schmiede.ca/content/photos/details/289/
[16] Sebelumnya yang dianggap seni moderen hanya yang ada di pusat-pusat seni seperti New Yotk dan Paris.
[17] Dalam sebuah buku sejarah seni rupa kontemporer Eropa, istilah Stuckisme atau gerakan stuckism banyak dijadikan rujukan gerakan kesenian kala itu. Adalah Billy Childish dan Charles Tompson yang memulai gerakan itu. Gerakan seni ini muncul sebagai reaksi dari dominasi wacana estetika dan pasar seni dari eksponen-eksponen Young British Artists (YBA).

Lihat lagi 

hal 1


hal 2


2Perkembangan Terakhir dari Seni: Stuckism Versus Posmodern Dan Anti-Art- Kembali Ke Modernisme (Re-Modernisme)

Hal 2
Dada di Paris dan munculnya Surealisme

Gambar Contoh kegiatan anti  art dan nonanti  art (Google, 2013)


The  art Class Dr Sketchy's

Hasil karya dari anti arts. Kelas A Dr Sketchy adalah seperti persilangan antara acara alternatif olok-olok dan overdosis kekacauan artistik. Dalam kelas Dr Sketchy ini adalah model, bukan mahasiswa, yang menjadi pusat perhatian, dan apa yang menjadi model mereka. Orang bertato, berbalut kulit, penari ditutupi bulu, dan  atau dewi Hindu yang dihiasi tengkorak- melakukan semacam pertunjukan panggung. Para siswa, sementara itu, menggambar adegan surealis itu, dan sementara pemimpin kelas mengatur permainan dan lomba menggambar.[14]


 Anti-art dapat mengambil bentuk seni atau tidak  Hal ini mengemukakan bahwa   anti-art bahkan tidak perlu mengambil bentuk seni, dalam rangka mewujudkan fungsinya sebagai anti-art. Hal ini masih diperdebatkan. Beberapa bentuk  antiseni yang adalah seni berusaha untuk mengungkapkan batas konvensional seni dengan memperluas sifat-sifatnya[15]

Gambar Contoh kegiatan anti  art dan nonanti  art (Google, 2013)

Seperti gerakan seni modern Futurisme dan, Dada keduanya menolak seni tradisional dan menciptakan  ideologi untuk dirinya sendiri secara ekstrem. Namun, alih-alih mempromosikan setiap etos tertentu, Dada adalah jelas memiliki etos juga. Dada lahir dari rasa frustrasi beberapa seniman yang melarikan diri ke Zurich dan New York selama  perang dunia I, Dada adalah jawaban atas kengerian atas konflik paling berdarah dari perang dunia I yang pernah disaksikannya. Melihat akibat  perang ini, dan sebagai akibat pembenaran atau "objektivitas" dan norma-norma budaya yang mengakibatkan perang ini. Para seniman dan orang –orang merasa terpanggil untuk menyerang kembali dengan kekacauan, imajinasi, dan anarki melalui banyak pernyataan, demonstrasi dan pertunjukan. Duchamp adalah salah satu  contoh  gerakan ini dengan ", Fountain" urinoir dengan "R MUTT" tertulis di atasnya. Karyanya ditolak oleh Masyarakat Seniman Independen pada tahun 1917 itu, karena karena tidak seni, dan upaya yang berani untuk mempertanyakan dan atau merusak kebiasaan dunia seni sebelumnya.


Gambar Contoh kegiatan anti  art dan nonanti  art (Google, 2013)

Pada pertengahan 1920-an, kaum revolusioner Dada telah berkumpul di Paris, di mana gerakan itu sudah dalam tahap akhir dari penghancuran diri yang tidak terelakkan. Rombongan garis keras yang paling didedikasikan -- untuk kecenderungan keseluruhan Dada-- menyebarkan manifesto nihilistik yang ditulis dengan semangat tetapi akhirnya mati. Salah satu  cabang gerakan ini berubah menjadi gerakan Surealis, yang juga, seperti Dada, menggembar-gemborkan kekacauan, hal ini tampak sebagai ungkapan batin yang disadari. Surealisme tampaknya banyak berangkat dari karakteristik abstraksi visual seni modern, namun masih menganut konsep bahwa kebenaran itu ada, hanya sekarang itu harus dibuka melalui eksplorasi mimpi dan ketidaksadaran seniman bukan oleh logika dan akal sehat.

Posmodern sebagai After-Effects Dada
Dalam "Akar yang tidak dikenal dan peniruan yang terang-terangan," David Locher mengkritik secara sinis Posmodernisme yang telah "mencuri" fondasi filosofis Dada. Locher benar dalam menghubungkan beberapa alat seni antara dua gerakan, seperti memanfaatkan gambar atau hal-hal yang berasal dari kehidupan sehari-hari, tetapi tampak bahwa keragaman maksud di balik seni  posmodern  menentang hubungan mendasar terhadap mentalitas  antiseni murni Dada, Posmodernisme rela menggunakan motif historis untuk menciptakan seni eklektik, Dada menjauhi semua bentuk seni sebelumnya dan melihat dirinya sebagai inheren anti-art. Seni  posmodern  memberikan suara kepada orang-orang yang  sebelumnya tidak dianggap (masuk kotak seni  modern ) [16], tetapi Dada dicari hanya untuk mencela dan menghancurkan norma-norma budaya yang didefinisikan estetika kontemporer, dan banyak praktisi yang paling terkenal tetap sebagai budaya konservatif sebagai luhur mereka.

Stuckism adalah gerakan seni internasional yang didirikan pada tahun 1999 oleh Billy Childish dan Charles Thomson untuk mempromosikan lukisan figuratif dan menentang  seni konsep (concept art). Billy Childish dan Charles Thomson [17], telah mengeluarkan beberapa pernyataan tentang "Stuckism, terutama tentang mencari keaslian. Pernyataan lain adalah  remodernism,  yaitu kritik terhadap aliran  posmodernisme  yang menggali seni lokal, historis. Stuckis sebaliknya, bertujuan untuk kembali ke semangat sejati modernisme, untuk menghasilkan karya seni dengan nilai spiritual terlepas dari gaya, dan kaitannya dengan kelas menengah. Dalam pernyataan lain  mereka juga mendefinisikan diri mereka sebagai anti-anti-art, yang melawan  antiseni dan untuk seni.

Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa  secara paradoks, kebanyakan bentuk  anti-art secara bertahap telah benar-benar telah diterima sebagai seni yang normal dan konvensional.  Bahkan gerakan yang menolak seni ini karyanya banyak dikumpulkan oleh lembaga kebudayaan yang paling bergengsi.  Seni  antiseni telah menjadi konvensional, dan menggambarkan diri mereka sebagai anti-anti-art.

Stuckisme (stuckism) adalah  sebuah gerakan kesenian yang terjadi di Inggris dimulai pada tahun 1999 dengan tokoh pendirinya Billy Childish dan Charles Tompson yang  tergabung dalam kelompok  stuckist   pertama dengan anggota 13 orang. Gerakan seni ini muncul sebagai reaksi dari dominasi wacana estetika dan pasar seni dari eksponen-eksponen Young British Artists (YBA). Dominasi mereka yang begitu besar di Inggris juga didukung oleh monopoli pasar oleh dealer seni Charles Saacthi, yang ditandai oleh tersingkirnya para seniman lain yang berada diluar kelompok mereka. Gerakan ini selain mempertentangkan persoalan monopoli dan dominasi YBA. Saacthi, juga menentang ideologi seni postmo dan conceptual  art yang dianggap sudah terlalu establish di Inggris. Selain itu mereka juga menyoroti permainan-permainan kotor para kurator, serta skandal di Tate Britain. Aksi mereka banyak mandapat sorotan publik terutama ketika mereka membeberkan beberapa skandal yang terjadi di seni rupa kepada dewan kehormatan seni, dan beberapa laporan ini membongkar kebusukan-kebusukan yang terjadi dalam institusi seni yang dilaporkan tersebut. Berita ini mendapatkan simpati publik sehingga para  stuckist   semakin diterima dimasyarakat.

Penamaan  stuckism  diambil begitu saja dari sebuah puisi Tracey Emin ketika mengomentari lukisan Billy Childish, pacarnya. Stuckism berasal dari kata “stuck” yaitu kata yang sering diulang oleh Tracey Emin dalam puisinya ” Your painting are stuck, …. Stuck! Stuck! Stuck!). Anggota yang bergabung dalam kelompok stuckisme  ini disebut stuckist.

Untuk menandai keberadaannya, para  stuckist   ini membuatan manifesto-manifesto yang intinya berisikan sikap mereka terhadap seni postmo dan conceptual  art serta ketidakpercayaan mereka terhadap para kritikus seni. Manifesto pertama mereka menentang sikap anti proses dari seni postmo, pemakaian artisan,   seniman tidak lagi terlibat secara fisik dalam pembuatan karya seni. Seorang seniman bagi mereka harus terlibat langsung dalam pembuatan karyanya. Mereka menyatakan bahwa “artist who don’t paint aren’t artists “, atau kurang lebih berarti, seniman tidak terlibat secara fisik dalam pembuatan karya seni bukanlah seniman. Pada manifesto kedua mereka menyatakan keinginan mereka untuk menggusur seni postmo dengan paham remodernisme sebagai periode pembaharuan nilai spiritual seni, sosial dan kebudayaan.

Bersambung ke hal 3



 
Remodernisme

Paham ini dibuat sebagai suatu bentuk protes terhadap kegagalan seni konseptual dan posmodern dalam membangun jembatan kepada publik. Pada........



Sering dilihat, yang lain mungkin juga penting