Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Rabu, 13 Februari 2013

5Bruno Latour dan ANT (Actor Network Theory)

hal 5

Penutup
Uraian di atas adalah bagian dari kajian Sosiologi Seni yang relatif baru dikenal di Indonesia, terutama untuk dipakai sebagai alat penelitian di bidang seni dan budaya, hal ini dapat dipahami karena kajian sosiologi seni secara internasionalpun masih relatif baru, misalnya kalau tidak salah seminar internasional tentang sosiologi seni yang pertama diadakan di Spanyol, baru tahun 2005.

4Bruno Latour dan ANT (Actor Network Theory)

Hal 4
2. Actor–Network -Theory (ANT) dan Fungsi Seni
Pada pandangan pertama, ANT tidak menawarkan banyak kesempatan untuk menemukan koneksi yang stabil antara bagaimana dunia seni diatur, atau bagaimana fungsi seni dalam masyarakat. Dia hanya menyimpulkan adanya interaksi, membuat perhitungan deskriptif, menelusuri singularitas dan mengikuti aktor, semua tampaknya hanya untuk memberikan berbagai data empiris - termasuk tentang koneksi - tetapi pada saat yang sama kegiatan ini muncul untuk menghalangi pola yang lebih umum atau dinamikanya. Menurut Maanen (2009) hal itu tidak terlalu aneh, karena penulis ANT hanya mencari senjata yang dapat digunakan untuk menyerang sosiologi strukturalis, yang, menurut mereka, mengubah dunia agar terbalik dengan menganalisa dari segi konsep kalibrasi (pengujian) sosiologis.

3Bruno Latour dan ANT (Actor Network Theory)

Hal 3

Menurut Maanen (2009) Teori Jaringan Aktor dan Setelah tahun-tahun (1999, 2004) tidak hanya menyajikan sejumlah diskusi baru dan aplikasi dalam ANT, namun juga ditelaah langsung melalui sumbangan pemikiran Bruno Latour dan John Law secara langsung. Latour membahas apa yang dia sebut 'empat paku (pemaku)' yang dia pakai untuk 'membuat kotak (peti) ANT', setiap unsur itu disebut pendekatan: (1) aktor/ Actor, (2) jaringan (Network), (3) teori/ Theory (4) “Hypens” atau hubung antara aktor dan network. [6]

Menurut Latour pada awalnya (konsep ini) belum menjadi teori, atau setidaknya belum pernah dimaksudkan untuk menjadi sebuah teori. Kempat faktor ini, seperti yang kemudian kita lihat berubah maknanya sesuai dengan pengembangan ilmu yang menggunakan ANT sebagai titik awal pandangannya (lihat uraian selanjutnya)

2Bruno Latour dan ANT (Actor Network Theory)

hal 2

Translasi
ANT mempostulasikan bahwa di antara manusia dan obyek teknologi berlangsung dua proses. Di satu sisi adalah proses translasi dalam bentuk desain dan konstruksi. Sementara di sisi lain adalah pembelajaran melalui pembuatan dan penggunaan. Melalui desain, konstruksi, dan pembelajaran tersebut, obyek teknologi berubah dan manusia pun berubah. Melalui proses pembelajaran itulah nilai-nilai kemanusiaan diterapkan di ranah teknologi. Teknologi ditata kelola sedemikian rupa agar tidak mengukuhkan relasi-relasi sosial yang otoriter maupun hierarkis. Tidak cukup hanya itu, sebaiknya pula teknologi selaras dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan sosial.

Bruno Latour dan ANT (Actor Network Theory)



Hal 1

Oleh : Nasbahry Couto

Pendahuluan
Teori Jaringan Aktor adalah pendekatan interdisipliner pada studi ilmu-ilmu sosial dan studi teknologi. Actor-Network-Theory atau sering disingkat ANT yang digagas oleh Latour, sebenarnya (sampai sekarang) telah berevolusi sangat jauh dan berkembang, ANT di pakai oleh berbagai bidang pengetahuan, termasuk bidang seni dan teknologi.

Sering dilihat, yang lain mungkin juga penting